Selasa, Februari 12, 2008

Perjalanan Mengejar Mimpi

Alhamdulillah, akhirnya request-ku untuk jadi member TDA Pusat disetujui 24 Januari 2008. Aku juga sudah jadi member TDA Joglo sejak 12 Desember 2007. Makasih untuk mbak Tari yang sudah mengenalkanku dengan komunitas TDA. Walaupun aku belum pernah ikut dalam acara2 TDA offline, namun postingan ide2, inspirasi2, peluang2 kerjasama ataupun berbagi kepedulian dengan sesama member TDA benar2 bermanfaat buatku yang sedang belajar menjadi seorang TDA. Tapi mampukah aku menjadi seorang TDA sejati?

Aku memang dibesarkan di lingkungan TDA. Bapak & ibu memang berwiraswasta di rumah. Jadi wiraswasta bukan sesuatu yang bagiku. Kutahu rasanya dikejar deadline, mencari bahan baku, bagaimana mengatur anak buah, dan repotnya mengatur keuangan karena campur aduk dengan keuangan keluarga. Benar2 tipikal family business =) Bekerja dari rumah masih sempat momong anak, join berbagai komunitas bisnis & friendship, dll. Melihat nyamannya menjadi pengusaha, kepingin juga menjadi seorang TDA. Maka mulailah aku merintis beberapa usaha untung mengejar mimpiku menjadi TDA yang sukses.

Jadi pengin mereview, apa aja usaha sampinganku selama ini. Ada yang gagal, ada yang masih berjalan sampai sekarang. Klo ga salah, ini daftar kegiatan & sumber penghasilanku & suami selama ini. Kami, aku dan suami adalah satu tim yang kompak, jadi sejak dulu semua kita jalani berdua ^_^)
Percetakan bayangan
Ini memang memanfaatkan percetakan ortu. Sejak SMP memang suka nawarin jasa2 percetakan ke teman2. Orderan kertas ulangan, kop & amplop, blocknote, kartu nama pak guru, sampe koran jumatan di mushola SMA. Pernah juga hire teman2 kuliah untuk membantu desain cetakan. Lumayan untuk menambah uang saku. Walaupun aku dibayar professional oleh ortu, tetap aja kesannya aku hanya ‘nunut’.

Konsultan agribisnis
Bersama teman2 alumni MMA, penginnya memanfaatkan ilmu yang diperoleh. Beberapa peluang bisnis seperti peternakan ayam, perkebunan nilam, industri pengolahan gaplek, dll. Tapi, konsep sih boleh OK, tapi karena kurang pengalaman di bidang teknis jadi ya ….. konsep sebatas konsep.

Kerajinan batok kelapa
Idenya sih dari batok kelapa yang terbuang percuma, jadilah kerajinan tangan yang bagus2, tempat tisu, tatakan gelas, piring sampe meja yg cantik. Udah berhasil ikut pameran di Jkt dan ada order. Sayangnya, belum sempat berkembang, pengrajin andalan meninggal karena stress akibat gempa Jogja.

Bisnis audio
Berawal dari hobby suami sejak dulu. Bisnis audio dirintis sejak kuliah. Alhamdulillah kami pernah merasakan jayanya menjadi distributor used home audio eks Singapura di Jogja. Sayangnya, karena hambatan birokrasi dan regulasi impor, jadi susah ambil barang elektronik dari Batam.
Sampai sekarang bisnis audio masih berjalan. Tidak hanya home audio. Bisnis car audio juga berkembang. Walau promosinya hanya mouth-to-mouth, Alhamdulillah masih bisa diandalkan untuk sumber penghasilan keluarga =)

Jadi kontraktor rumah
Maksudnya tukang ngontrakin rumah. Memang bukan rumah pribadi tapi milik ortu. Tapi, berawal dari ini semoga kelak bisa memiliki rumah2 sendiri yang dikontrakan.

Jualan & makelar mobil
Hehe, ini ladang basah juga. Tergantung bagaimana caranya memilih used car yang berkualitas. Kalau tidak bisa memilih, mobil yang dibeli bukannya memberi keuntungan tapi malah jadi sumber expenses.
Klo mau murah ya jadi makelar aja. Tapi, klo jadi makelar koq rasanya gimanaaa gitu.

Rental mobil
Lumayan juga nih. Apalagi klo mobilnya boleh minjem untuk disewain.

Bisnis lampu digital
Dulu, ketika lampu digital (kuwi lho.. lampu sing ono tulisane iso mlaku2) belum banyak dipasaran. Kami mencoba merintis usaha ini. Sayangnya, disaat pesanan mulai datang, teman yang pintar mengerjakan lampu digital memilih untuk bekerja menjadi TDB.

Jualan aneka produk
9 dari 10 pintu rejeki adalah dari berdagang. Nabi Muhammad SAW juga pedagang tulen yang sangat amanah.
Jualan kain, baju & jilbab pernah dijalani. Jualan kue2 kering lebaran juga pernah. Hasilnya? Kebanyakan malah dipake sendiri bajunya. Kuenya juga habis aku cicip2i terus, hehehe.
Pernah ngerasain jadi sales Sophie Martin, Amway, V-net, INT, dan aneka produk2 MLM lainnya. Oh ya, pernah juga ikut Goldquest, dagangan emas, yang ternyata tipu2 dan kita kehilangan modal cukup besar.

Sayangnya, walaupun menjadi TDA tetap aja orang2 mencap sebagai pengangguran yang luntang lantung kesana kemari, walaupun perginya untuk memperluas pasar dan promosi produk. Orang-orang ternyata lebih menghargai TDB yang bergaji relative sedikit dibandingkan dengan TDA yang memiliki income banyak namun tidak pasti.
Capeeek deeeh ah! Tiap kali dengar pertanyaan: “Sekarang kerja dimana mbak?”. Dulu saya suka malu2 menjawab klo dpt pertanyaan spt itu. Masak ngaku nganggur sih? Sekarang saya lebih suka menjawab aku adalah ibu rumah tangga. Eh, jangan meremehkan ibu rumah tangga ya…. Karena aku pengin jadi ibu rumah tangga yang punya bisnis sampingan di rumah. Makanya aku lebih suka bertanya: “Sekarang bisnisnya apa Mas?”. Bisnis kan maknanya lebih luas.

Tapi, gara2 tuntutan keluarga yang ingin aku dapat pekerjan sebagai TDB, selain nawar2in jual ijasah, pernah juga jadi:
Translator
Dengan kemampuan bahasa Inggris yang minim dan bahasa Indonesia yang kadang melanggar EYD, Alhamdulillah buku terjemahanku tentang mantan orang nomos satu di Indonesia diterbitkan. Tapi sayang buku itu trus dibredel sama pemerintah =( Klo buku2 lain umumnya ttg ilmu politik, social & budaya. Masih antre di penerbit =)

Konsultan skripsi & thesis
Walau bisnis ini berlawanan dengan hati nurani, namun kuakui pada awalnya, sebelum bisnis konsultan skripsi marak seperti sekarang, jasa konsultan skripsi & thesis memang menggiurkan =D Banyak teman2 yang mempercayakan skripsi & thesisnya padaku. Tapi ada satu kunci yg kupertahankan. Aku tidak mau disuruh memalsu atau membuatkan data. Jadi silahkan survey atau karang sendiri data anda, nanti aku olah dan analisis data itu =)

Kerja di Knorr Indonesia & Vidi Group
Pengalamanku jadi TDB di Knorr & Vidi.. aduh, gak ku.. ku.. deh ah… Capek bangetz.

Sekretaris orang asing
Hehe, jadi sekretaris pun aku jalani sekarang. Yang penting halal.

Well, apapun itu pilihan kita, mau menjadi TDA (tangan di atas alias wirausaha), TDB (tangan di bawah atau pegawai) atau amfibi (TDA sekaligus TDB), semua pasti ada konsekuensinya. Pasti ada hikmah dibalik semua itu.
Seperti juga ketika menolak tawaran posisi bagus di sebuah bank konvensional karena takut besok bakal dapat gaji dari bunga bank alias riba. Aku yakin Allah pasti akan menggantinya dengan sumber rejeki yang jauh lebih baik. Karena Allah Maha baik.
Aku ingin terus berjalan meraih dan mewujudkan mimpi2ku.
Yang penting, jangan pernah bermimpi menjadi TDC atau tangan di celengan. Maksudnya, tangannya merogoh2 celengan atau tabungan atau divestasi tanpa mengganti dengan sumber pendapatan atau investasi yang baru. Bisa2 celengan kita habis karena dipake untuk biaya hidup sehari2.